Sejarah

Pada tahun 1983, ahli kripto Amerika David Chaum menggunakan uang elektronik kripto yang disebut ecash. [4] [5] Pada tahun 1995 itu dilaksanakan melalui Digicash [6], bentuk awal pembayaran elektronik kriptografi di mana perangkat lunak pengguna harus mengambil tagihan dan memberikan kunci terenkripsi tertentu sebelum dapat dikirim ke penerima. Akibatnya, mata uang digital tidak dapat dilacak kembali ke bank penerbit, pemerintah, atau pihak ketiga mana pun.
 Pada tahun 1996, NSA menerbitkan sebuah artikel berjudul How to Make a Mint: the Cryptography of Anonymous Electronic Cash, yang menggambarkan sistem cryptocurrency, pertama  di milis MIT [7] dan kemudian di The American Law Review pada tahun 1997. (Vol .46). , Edisi 4). [8]
 Pada tahun 1998 Wei Dai menerbitkan deskripsi "bmoney", yang dikenal sebagai sistem uang elektronik terdistribusi. [9] tak lama setelah itu, Nick Szabo menggambarkan beberapa emas. [10] Seperti Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, Bit Gold digambarkan sebagai sistem mata uang elektronik yang mengharuskan pengguna untuk melakukan fungsi proof-of-work dengan solusi yang diterbitkan secara kriptografis. Kemudian, Hal Finney menciptakan sistem koin proof-of-work yang dapat digunakan kembali setelah pekerjaan Dai dan Szabo.
 Cryptocurrency terdesentralisasi pertama, Bitcoin, dikembangkan oleh pengembang Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Ia menggunakan SHA256, fungsi hash kriptografi, sebagai skema proof-of-work. [11] Pada bulan April 2011, Namecoin dibuat dalam upaya untuk membangun DNS terdesentralisasi, yang akan membuat sensor internet menjadi sangat sulit. Segera setelah itu, pada Oktober 2011, Litecoin diluncurkan. Itu adalah cryptocurrency pertama yang berhasil menggunakan scrypt sebagai fungsi hash SHA256. Cryptocurrency terkenal lainnya, Peercoin, adalah yang pertama menggunakan hybrid proof-of-work / proof-of-stake. [12]
 Inggris mengumumkan bahwa Departemen Keuangan  ditugaskan untuk melakukan studi tentang cryptocurrency dan peran  yang dapat mereka mainkan dalam ekonomi Inggris. Studi ini juga menginformasikan apakah regulasi harus dipertimbangkan. [13]