penulis lebih suka memanggil dengan pak LO, beliau salah satu menjadi kiblat penulis belajar saham dan belajar menganalisa perusahhan. Pak lo merupakan Investor dengan gaya investasi jaman dahulu atau jadul, suka mengoleksi saham perusahaan yang sahamnya berharga murah tapi memiliki valuasi besar biasanya pak lo beli saham dengan PBV di bawah 1. Keunikan pak lo kalau sudah masuk biasanya memiliki kepemilikan 5%saham perusahaan yang di incarnya dengan model RCA (Rupiah Cost Averaging) atau membeli sedikit demi sedikit dan terakumulasi sampai 5%.

Dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, Lo Kheng Hong hidup berkelimpahan tanpa terikat pada apapun. Tidak perlu menjadi staf, atau berada di kantor. Ia membuktikan bahwa untuk menjadi orang kaya, Anda tidak perlu bekerja keras menguras pikiran dan tenaga selama berjam-jam. Lo Kheng Hong duduk santai di rumah tetapi uang terus mengalir ke rekeningnya. Untuk menuju Lo Kheng Hong tentunya harus melewati banyak jalan yang tidak mudah. Biografi singkat berikut merangkum ceritanya sejauh ini.

Toko Youtube TikTok  DONASI

Miliarder Warren Buffett lahir dari keluarga kaya. Saat itu, ayahnya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS). Di Crazy Rich Indonesia, Lo Ken Hong lahir dari keluarga miskin. Masa kecil LKH sangat menyedihkan ketika harus tinggal di townhouse. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), LKH belum tentu dapat melanjutkan ke perguruan tinggi karena alasan biaya. Pria kelahiran 20 Februari 1959 ini terpaksa bekerja sebagai pegawai administrasi di Overseas Express Bank (OEB). Lo Kheng Hong berusia 20 tahun ketika dia kuliah di Universitas Nasional, jurusan sastra Inggris. Dia mengambil kelas malam. Saat itu biaya masuk universitas Rp 50.000 dan uang kuliah Rp 10.000. Ini jumlah kecil sekarang, tetapi jumlah besar nanti.

Starter Stock Investment
Lo Kheng Hong perlu membagi waktu dengan bijak antara bekerja dan belajar. Ada satu hal yang tidak pernah ia lupakan. Kendala finansial tidak menyurutkan semangatnya, apalagi mempertaruhkan hartanya untuk menjadi orang sukses. LKH mulai membelanjakan gajinya untuk berinvestasi di saham. Sesekali menggalang dana untuk membeli saham perusahaan publik atau emiten di pasar modal. Saat itu, dia berusia 30 tahun. Pengalaman ini kontras dengan Warren Buffett, yang go public dan mulai membeli saham saat berusia 11 tahun. Namanya baru mulai berinvestasi saham, dan bukannya untung, Lo Kheng Hong malah merugi. Pertama dia membuat korban. Dia masih ingat saham pertamanya sebagai PT Gajah Surya Multi Finance Tbk. Lo Kheng Hong membelinya saat perusahaan mengeluarkan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1989. Namun, ketika harga saham jatuh, Lo Kheng Hong terpaksa menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga mereka membelinya. . Itu sebabnya dia kalah. Warren Buffett Indonesia ini tidak menyerah saat gagal. Dia cermat meneliti dan membaca arah pasar modal, termasuk saham-saham emiten yang menjanjikan.

Tangga Menuju Sukses
Setelah meninggalkan pekerjaannya, Lo Kheng Hong memiliki lebih banyak waktu untuk melihat pasar saham. Kami terus meneliti dan memperkaya informasi tentang sekuritas dan industri dari pasar modal dalam dan luar negeri. Dengan demikian, rasio kepemilikan LKH membaik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kekayaan, keuntungan dan kekayaan. Instrumen LKH yang paling menguntungkan adalah MBAI, PNLF dan RIGS. MBAI adalah kode emiten PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, perusahaan perunggasan terbesar kedua di Indonesia. Cerita bermula pada tahun 2005 ketika LKH meneliti kekuatan dan kelemahan perusahaan dan menemukan bahwa nilai perusahaan dan harga saham MBAI tidak sebanding. Harga penawaran tersebut dikatakan terlalu murah untuk perusahaan seperti MBAI. Namun, hanya sedikit orang yang menyadari hal ini dan LKH melihat potensinya. Lo Kheng Hong membeli saham MBAI seharga Rp 250/saham pada tahun 2005 dan menjualnya dengan harga Rp 31.500/saham pada tahun 2011. Hasilnya, LKH memperoleh keuntungan sebesar 12.5000% (8,28% dari total pangsa pasar MBAI) dari semua pembelian tersebut, atau 126 kali lipat dari harga awal.

Saham selanjutnya untuk membantu LKH menjadi jutawan adalah PNLF. Kode emiten PT Panin Financial Tbk yang dibelinya saat itu adalah Rp 100 per saham. Pria yang gemar mengamati potensi saham itu saat itu membeli hingga 850 juta lembar atau Rp 85 miliar. Setelah 1,5 tahun, LKH menjual saham dengan harga 2,6 kali lipat dari harga semula. Untung 160 di harga Rp 260 per saham. Total pendapatan mencapai Rp 221 miliar, menghasilkan keuntungan sekitar Rp 136 miliar bagi LKH. Kode emiten untuk saham ketiga, RIGS, perusahaan transportasi Indonesia PT Rig Tenders Indonesia Tbk. Dia membeli saham seharga Rp 800/saham dan menjualnya seharga Rp 1.350/saham dalam waktu kurang dari setahun. Ketiga saham ini hanyalah contoh dan LKH telah mengakumulasi sejumlah besar saham potensial yang dapat menghasilkan return lebih tinggi.

Kaya Tapi Sederhana
Meski memiliki kekayaan miliaran rupee, cara hidup Lo Keng Hong tidak berubah. Dia suka hidup sederhana, tidak mewah. Misalnya masalah sarana. Meski mampu membeli mobil mewah seperti Porsche dan Lamborghini, Lo Keng Hong tetap mengendarai Volvo. Dia memilikinya selama lebih dari sepuluh tahun. Sejauh ini, Lo Kheng Hong masih berinvestasi di saham. Sesuatu yang dia cintai sepanjang hidupnya. Dimana menurut pengakuannya, harta kekayaannya saat ini cukup untuk membiayai hidupnya.

Saham yang di pegang pak Lo Kheng Hong tahun 2023

{slider List Saham Lo Kheng Hong }

{slider EMITEN ANJT}

ANJT 

Sektor: Industri Proses