Ibuku Seorang pembohong
Ini adalah kisah nyata yang selam ini saya lalui bersama ibuku, Kamu tau gak ternyata ibuku itu seorang pembohong yang sangat ulung. Cerita ini bermula saat aku masih kecil, aku terlahir sebagai serang anak laki-laki dikeluarga sederhana. Ibuku seorang petani pekerjaannya sehari-hari memberi pakan ternak dan ayahku seorang PNS lulusan SMA dan sebagai Staff Tata Usaha di salah satu lembaga pemerintahan. Keluarga kami tidak banyak memiliki uang tau sendiri PNS pada masa itu gajinya sangat kecil, dulu masih belum memiliki rumah sendiri dan masih numpang di rumah nenek, walaupun hidp sederhana kelauarga kami sangat-sangat bahagia. Ini beberapa kebohongan ibuku :
Kebohongan Pertama
Pada waktu itu saya masihkecil, baru pulang maian biasa kan anak kecil selepas main kalau pulang biasanya langsung mampir meja makan untuk makan, saat di meja makan ibu saya sudah membawa piring dan kayaknya ibu mau makan juga, karena nasi tinggal satu porsi Ibu bertanya, nak kamu mau makan, saya jawab iya bu mau makan udah laper banget, ibu langsung mengambilkan nasi di taruh di piring yang ibu pegang sama lauknya langsung di kasihkan ke anaknya, saya bertanya ke ibu Ibu mau makan gak, paroan aja bu. Ibu menjawab Gak kok nak ibu gak laper masih kenyang. Padahal tadi kan mau makan....itu hebatnya seorang ibu.
Kebohongan kedua
Saaat saya masih kecil, gigi baru tumbuh sau-dua atau tiga biji karena kelauraga kami tinggkat ekonomi dibawah rata-rata makan dengan lauk ayam itu sangat-sangat istimewa, Makan Pakai mie insatan saja termasuk mewah pada waktu itu. Tapi saat keluarga kami beli lauk ayam apa yang ibu bilang kepada saya, Makanlah nak ayam ini , ibu tidak suka dengan ayam . Mana ada yang tidak suka dengan ayam, apalagi keluarga kami makan ayam sangat jarang sekali dan istimewa, anehnya saat saya makan tidak habis masih sisa ayam dan nasi ternyata yang menghabiskan ibu saya. Anak yang masih kecil perlu gizi yang cukup karena masih dalam masa pertumbuhan
Kebohongan ketiga
Saat saya masih kecil, biasa kan rekreasi di salah satu tempat wisata terkenal di yogya karta, saat tu udaranya panas terik, harus jalan-jalan jauh dan ayah ibu saya hanya membawa botol kecil yang hanya cukup di minum satu orang. saya sangat haus waktu itu, dan minta botol kecil berisi air, bu Saya haus mau minum celetuk saya. saya sisakan sedikit, ini buat ibu untuk minum tpi Ibu saya berkata habiskanlah nak ibu gak hauas kok.
Kebohongan Keempat
Setelah selesai rekreasi hampir satu hari penuh di malamnya saya sangat capek skali dan pengen tidur. Tapi tidak bisa tidur, biasanya saat kecil saya tidur harus di temani sang ibu, karena sudah capek saya bilang ke ibu, Bu saya capek temani tidur, Ibu pun langsung menggendong saya kekamar tidur, menunggui saya sampai tidur, sambil mengusap kepala saya ibu biasanya menanyikan lagu. di tengah menyanyi ibu berkata Tidurlah nak, Ibu masih belum capek dan terus melanjutkan menyanyi sampai saya terlelap. JAlan-jalan satu hari penuh gak capek mana mungkin.
Kebohongan Kelima
Walaupun sekarang Ibu saya sudah tua tapi ibu masih kuat bekerja, sekarang ibu sudah tidak memelihara ternak, ternak sudah di jual semenjak memiliki cucu. Ibu kadang kala menjual sapu lidi buatan sendiri, di tempat saya memang pohon kelapa masih punya dan biasa memotong daunnya untuk di buat sapu lidi, kadang kala ibu saya juga disuruh untuk memetik kacang tanah dan dapat upah dari situ. Ibu saya juga membuat batako sendiri untuk membuat rumah. Rumah di kerjakan sendiri dari membuat pondasi sampairumah tersebut bisa di huni.Kalian pasti bisa menebak berapa uang yang didapat dari jualan sapu sangat sedikit sekalai tapi saat saya kasih uang ibuku berkata Uang ibu masih banyak nak, uangnya di tabung aja ya buat masa depanmu. Orang tuaku sangat lauar biasa walaupun anak-anaknya sudah bekeja tapi beliau tidak pernah merepotkan anak-anaknya, Bekerja keras mendapatkan sedikit rizki lebih baik daripada meminta-mita tapi menghasilkan pundi-pundi rupiah yang banyak.
Itulah masa lalu jika di ingat sungguh membahagiakan dan Alhamdulilah sampai sekarang kedua orang tuaku masih hidup sehat wal afiat, dan sampai artikel ini saya tulis saya belum bisa membahagiakan kedua rang tuaku. Ayahku khususnya pengen sekali naik haji tapi rizki belum terkumpul juga, dengan usaha dan doa Insaya Allah semua akan terwujud. Ibu berbohong untuk kebaikan anak-anaknya.


